-->

Prosedur Layanan Bimbingan Siswa

Program Layanan Bimbingan Siswa (LBS) ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi klien dan membantu klien menentukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. Layanan Bimbingan Siswa ini menggunakan rancangan Trait and Factor yang dipelopori oleh E.G Williamson, dimana Williamson menekankan pada personalisme yaitu dengan pendekatan individu sebagai sosok yang utuh dan secara keseluruhan yang perlu dikembangkan.

Rancangan yang dikemukakannya ini terdiri dari tahap-tahap yang sistematis, yang memuat teknik yang bervariasi serta mudah dievaluasi karena tujuannya mengarah pada perubahan tingkah laku yang spesifik. Tahap-tahap rancangan trait and factor antara lain analisa data (identifikasi kasus), syntesis, diagnosis, prognosis, treatment dan follow up.


A. ANALISIS DATA (IDENTIFIKASI KASUS)

Analisis data (identifikasi kasus) bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang klien yang diperkirakan menghadapi masalah di sekolah khususnya kesulitan belajar, sehingga dapat digunakan untuk memahami klien secara tepat dengan cara antara lain :

1.1. Dokumentasi tentang hasil belajar siswa
Dari dokumen raport siswa, dapat dilihat bahwa klien memiliki nilai rendah atau dibawah rata-rata disetiap mata pelajaran khususnya matematika.

1.2. Daftar pribadi dan angket siswa
Dari angket siswa tersebut penulis dapat memperoleh data sebagai berikut
DATA SISWA
IDENTITAS SISWA
  • 1. Nama Lengkap:
  • 2. Nama Panggilan:
  • 3. Tempat/Tanggal Lahir:
  • 4. Jenis Kelamin:
  • 5. Alamat:
  • 6. Agama:
  • 7. Suku:
  • 8. Tinggi Badan;
  • 9. Berat Badan 
IDENTITAS ORANG TUA
1. Ayah
  • a. Nama:
  • b. Tempat/Tanggal Lahir:
  • c. Alamat:
  • d. Pekerjaan:
  • e. Agama:
  • f. Pendidikan:
  • g. Kewarganegaraan :
2. Ibu
  • a. Nama:
  • b. Tempat/Tanggal Lahir:
  • c. Alamat:
  • d. Pekerjaan:
  • e. Agama:
  • f. Pendidikan:
  • g. Kewarganegaraan: 
DATA SISWA
1. Komposisi Keluarga:
  • a. Jumlah Keluarga:
  • b. Laki-laki Dewasa:
  • c. Perempuan Dewasa:
  • d. Anak Laki-laki:
  • e. Anak Perempuan:
  • f. Status Anak:
  • g. Anak Ke-:
  • h. Tinggal Dengan:
  • i. Suasana Rumah:
2. Riwayat Pendidikan
  • e. Pernah tidak naik kelas:
  • f. Jika pernah, saat kelas:
  • g. Jarak rumah ke Sekolah:
  • h. Kendaraan yang digunakan:
  • i. Waktu yang ditempuh:
3. Kegiatan di Rumah
  • a. Kegiatan pagi sebelum sekolah:
  • b. Kegiatan siang hari :
  • c. Kegiatan malam sebelum tidur:
  • d. Tidur malam jam:
  • e. Bangun tidur jam:
4. Data Kesehatan
  • a. Penglihatan:
  • b. Pendengaran:
  • c. Postur tubuh:
  • d. Penyakit yang diderita:
  • e. Cacat jasmani :
5. Keadaan Sosial Ekonomi
  • a. Penghasilan oran tua:
  • b. Waktu pembayaran SPP :
  • c. Uang saku : -
6. Pemanfaatan Waktu Luang
  • a. Pagi hari :
  • b. Siang Hari:
  • c. Malam Hari:
7. Belajar
  • a. Waktu belajar :
  • b. Lama belajar :
  • c. Fasilitas belajar:
  • d. Teman belajar :
  • e. Kesulitan belajar:
  • f. Pelajaran yang paling disenangi :
  • g. Alasan:
  • h. Pelajaran yang tidak disenangi :
  • i. Pendapat tentang matematika:
  • j. Pendapat tentang guru matematika :
  • k. Berapa banyak buku matematika yang dimiliki :
  • l. Nilai matematika tertinggi yang pernah diraih saat SMA :
  • m. Nilai matematika terendah yang pernah diraih saat SMA :
8. Lain-lain
  • a. Hobby:
  • b. Cita-cita:
  • c. Pemanfaatan waktu libur:
9. Masalah yang Dihadapi 
  • a. Masalah kesehatan:
  • b. Masalah ekonomi:
  • c. Masalah social:
  • d. Masalah belajar:
  • e. Masalah remaja:

B. SYNTESIS
Syntesis merupakan tahap merangkum dan menyusun data untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kekuatan dan kelemahan klien serta kesanggupan dalam penyesuaian diri. Dari sini akan diperoleh pemahaman secara keseluruhan tentang diri klien sebenarnya serta gambaran masalah yang dihadapi.

Dari data yang berhasil dikumpulkan dengan mengaitkan seluruh data yang relevan dengan masalah klien, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Klien adalah seorang siswa dari kelas XI-IPS SMA Al-Ma’arif dengan prestasi belajar yang sangat kurang. Klien saat ini seharusnya duduk di kelas XII, namun karena tidak naik kelas sehingga dia tetap berada di kelas XI. Dulu klien adalah anak pondok dan mengaku sering bermasalah dengan teman-temannya. Klien merasa bahwa hari-harinya sangat bebas sehingga tidak dapat mengontrol diri dan terbawa arus lingkungan teman-temannya. Klien sering membolos/ sering meninggalkan jam pelajaran tanpa ijin, sehingga membawa dampak pada prestasi belajarnya di sekolah.

C. DIAGNOSIS

Tahap diagnosis adalah tahap yang ditempuh untuk mencari, menemukan, dan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah berdasarkan informasi pada tahap analisis dan wawancara dengan klien. Sehingga dapat disimpulkan masalah klien yaitu karena kurangnya monitor dari orang tua (anak pondok) klien merasa dirinya bebas dan terbawa arus lingkungan teman-temannya. Klien sering bermasalah dengan teman-temannya dan sering membolos/ meninggalkan pelajaran tanpa ijin. Dikarenakan seringnya membolos klien tidak dapat mengikuti pelajaran-pelajaran, disamping itu semangat belajarnya yang rendah sehingga klien harus tinggal kelas (tidak naik kelas).

D. PROGNOSIS

Kegiatan prognosis dalam hal ini bertujuan untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang dapat diberikan kepada klien setelah mengetahui letak permasalahannya. Untuk mengatasi masalah yang menimpa klien maka pihak sekolah mengundang seluruh wali murid dalam acara pembagian raport. Setelah acara ini selesai, orang tua atau wali murid dari siswa-siswi yang bermasalah dengan hasil belajarnya terutama klien, berkumpul di kantor bersama kepala sekolah, guru BP, wali kelas, dan guru-guru tertentu untuk membahas dan menentukan langkah-langkah bantuan yang akan diberikan kepada siswa-siswi yang bermasalah terutama klien, baik langkah-langkah yang harus dilakukan guru, wali kelas, BP ataupun kepala sekolah dan terutama kedua orang tua klien.

E. TREATMENT (PEMBERIAN BANTUAN)
Tujuan pemberian bantuan adalah agar klien dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, sehingga dapat mencapai perkembangan yang optimal baik dari segi prestasi belajarnya maupun dari segi pemahaman pribadinya menuju kearah kedewasaan.

Adapun langkah-langkah bantuan yang dapat diberikan kepada klien sebaiknya mendapat perhatian dari pihak-pihk terkait antara lain :

Orang Tua
  • Hendaknya memberikan perhatian khusus terhadap siswa atau klien. 
  • Hendaknya jangan memarahi dan menyalahkan dengan hasil prestasinya, karena hal ini akan menambah beban bagi klien dan berakibat timbulnya rasa putus asa. 
  • Selalu memberikan motivasi dan senantiasa mengontrol terus keaktifan putranya 
  • Mendatangkan guru prifat yang dapat membantunya dalam belajar ( bila diperlukan). 
Guru BP
  • Memberikan perhatian khusus agar klien merasa diperhatikan dan merasa mendapat perlindungan. 
  • Mengadakan wawancara ulang dengan klien mengenai masalah yang dihadapinya. 
  • Guru dan Wali Kelas 
  • Baik di dalam kelas maupun di sekolah hendaknya senantiasa memberikan perhatian dan motivasi agar klien lebih giat dan rajin belajar. 
F. FOLLOW UP
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui keberhasilan diagnosis kesulitan belajar dan usaha bantuan yang diberikan. Follow up merupakan evaluasi terhadap diagnosis, prognosis dan usaha perbaikan.

Setelah dari beberapa komponen baik dari pihak sekolah terutama orang tua siswa kasus bekarja sama untuk membantu klien dalam usaha menuju kearah perbaikan, maka ada hasil yang dapat dilihat yaitu klien menyadari akan keadaan dirinya dan mulai menunjukkan tanda-tanda kearah yang lebih positif serta mempunyai keinginan untuk merubah kebiasaan yang selama ini dilakukan yang antara lain :

Mulai aktif dan rajin kembali untuk berangkat ke sekolah
Klien sekarang telah dapat monitor dari orang tua karena tinggal dirumah dengan orang tua/ tidak tinggal di pondok lagi.
Klien mulai semangat untuk belajar, dapat dilihat klien selalu mendengarkan saat guru menerangkan dan selalu mengerjakan tugas, serta sering berkunjung ke perpustakaan saat istirahat.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam tindak lanjut (treatment) adalah :
  • Mengadakan wawancara langsung dengan klien tentang kemajuan yang telah dicapai klien. 
  • Mengadakan wawancara langsung dengan guru pengajar matematika (salah satu guru yang mengajar klien) untuk mengetahui perkembangan belajar klien khususnya dalam kegiatan belajar di dalam kelas. 
  • Mengadakan wawancara langsung dengan teman klien untuk mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai klien dalam berinteraksi sosial. 

Akan tetapi karena terbatasnya waktu dan kesempatan yang dimiliki penulis, maka permasalahan yang dihadapi klien ini dilimpahkan sepenuhnya kepada wali kelas, guru BP, guru pengajar dan khususnya orang tua klien sebagai pihak yang bisa berhubungan langsung dengan klien, dengan harapan klien akan mendapatkan jalan pemecahan yang berkesinambungan sehingga permasalahannya bisa terselesaikan dengan baik.
Prosedur Layanan Bimbingan Siswa