-->

Faktor Penghambat Komunikasi Dalam Keluarga

Selamat malam sobat infojempol, semoga sehat selalu ya. Pada kesempatan kali ini kita akan bersama membahas topik tentang faktor penghambat komunikasi dalam keluarga.

Admin sengaja membuat topik ini karena mengingat sudah semakin banyaknya keluarga yang komunikasinya terganggu karena beberapa hal.

Gambar di atas mengilustrasikan bahwa komunikasi dalam keluarga tersebut tidak berjalan secara maksimal. Dimana seharusnya waktu untuk berkumpul bersamakeluarga, malah dihabiskan untuk kesibukan masing-masing.


Oke sobat infojempol, sebelum kita berdiskusi tentang faktor penghambat komunikasi dalam keluarga, kita perlu mengetahui dulu definisi keluarga.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
(dikutip dari Wikipedia)

FAKTOR APA SAJA YANG MENGHAMBAT KOMUNIKASI DALAM KELUARGA?
Tiap-tiap anggota keluarga memiliki pendidikan dan pengalaman sendiri-sendiri. Pendidikan dan pengalaman itu disampaikan dalam pendapat dan sikap ketika menghadapi suatu hal atau masalah. Perbedaan-perbedaan pendapat dan sikap tersebut sebenarnya wajar saja. 

Asalkan semua anggota keluarga saling menghargai pendapat dan sikap anggota keluarga yang lain. Masalah muncul jika orang tua cenderung menganggap mereka sudah lebih dulu dewasa dan kaya pengalaman. Sementara itu anak-anak, juga dalam kurun waktu remaja, belum cukup matang untuk berpendapat dan bersikap dalam sesuatu hal. 

Sebaliknya, di kalangan remaja juga sering timbul pendapat bahwa merekalah yang lebih tahu masalah-masalah kehidupan masa kini. Sementara itu, orang tua mereka sudah kuno, ketinggalan zaman, dan pendapatnya tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang.


Komunikasi antara remaja perempuan dan orang tua serta anggota keluarga lain sering kali lebih sulit. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pendapat tentang apa yang layak dikerjakan remaja putri.

Jika perbedaan tersebut menjadi tajam pada hal-hal yang penting, dari pihak remaja seyogianya jangan bertindak keras dan kasar. Sikap terpuji adalah diam atau mengiyakan (meski tidak setuju dengan pendapat atau sikap orang tuan). 

Itu bisa dilakukan sambil mencari waktu dan situasi yang tepat untuk secara perlahan-lahan memberitahukan (atau merayu) kepada orang tua tentang pendapat dan sikapnya yang berbeda. Jika masalahnya sangat serius, sedangkan rayuan tidak mempan, hadirnya orang ketiga mungkin bisa membantu. Kakek, saudara tua yang lain, kadang bisa berperan sangat baik dalam menjembatani perbedaan yang ada. 

Dalam situasi seperti ini, tindakan remaja yang paling fatal ialah ”meninggalkan keluarga” baik terang-terangan maupun diam-diam dan mengalihkan kepercayaan kepada orang lain.

Karena sifat remaja yang cenderung labil, ia belum benar-benar mampu bagaimana cara mengambil keputusan dengan baik. Keputusan yang ia ambil cenderung sesuatu yang bersifat spontanitas

Baca juga Cara Mengambil Keputusan yang Baik dan Benar.

MENGAPA RASA CINTA KELUARGA SANGAT DIPERLUKAN REMAJA?

Keluarga merupakan masyarakat terkecil di mana seorang remaja hidup. Dibandingkan dengan masyarakat lain, khususnya masyarakat sekolah dan kelompok bermain, dalam keadaan normal remaja tinggal paling lama dalam keluarga. Maka dari itu, keberhasilan remaja dalam belajar dan mempersiapkan masa depan sangat bergantung pada keterdekatan remaja tersebut dengan keluarga.

Rasa cinta kepada keluarga (bagaimanapun keadaan keluarga kita masing-masing) menjadi perekat bagi tumbuhnya rasa tanggung jawab, kematangan, dan kedewasaan seseorang. 

Rasa cinta di antara anggota keluarga ditunjukkan dengan adanya rasa saling percaya, saling menghargai, saling bersikap jujur, dan saling terbuka di antara anggota keluarga. Rasa cinta juga dicerminkan pada cara-cara berkomunikasi antar-anggota keluarga.

Referensi: e-book-pendidikan remaja sebaya-pmi

Mungkin sobat tertarik dengan artikel kami yang lain: Bagaimana Cara Menghilangkan Perasaan Cemas atau Khawatir?

Demikian artikel tentang Faktor Penghambat Komunikasi Dalam Keluarga yang dapat infojempol sajikan, semoga bermanfaat.
Faktor Penghambat Komunikasi Dalam Keluarga