-->

Kode Bilangan Romawi/ Penggunaan Angka Romawi

Banya orang yang mengerti dan hafal menyebutkan/menulis angka romawi, tapi tidak sedikit pula yang bingung menulis dan bahkan membaca angka romawi, apasih sebenernya angka romawi itu?? Nah, disini saya sedikit berbagi mengatasi masalah bilangan angka romawi, simpel kok, tulisan berikut saya dapat dari sumber yang gak diketahui asal misalnya, tapi kalau bermanfaat yang mengapa tidak untuk saya posting kembali. bagi yang merasa buat tulisan berikut,, ijin ya,,,,heheh.

Sistem bilangan romawi berkembang sekitar tahun 100 M, dan sampai sekarang masih banyak digunakan. Pada awalnya sistem ini digunakan di seluruh Eropa karena dipandang sebagai sistem yang mudah untuk dipelajari dan dituliskannya, serta sederhana dalam pengoperasian penjumlahan dan pengurangan. Penggunaan sistem ini didukung oleh pihak Gereja Katolik dan secara luas dipakai dalam perdagangan, dalam ilmu pengetahuan, dan dalam teologi.

Penganut sistem romawi ini disebut kaum “abacists” karena mereka menggunakan “abacus” dalam pengerjaan aritmetika. Dengan kedatangan sistem desimal di Eropa terjadi persaingan dan pertentangan yang sangat lama (lebih kurang 400 tahun) antara kaum “abacists dan kaum “algorists” (penganut sistem desimal). Sekitar tahun 1500 M sistem bilangan desimal dipandang lebih efesien dan efektif dan digunakan secara luas di Eropa.

Sistem bilangan romawi merupakan sistem bilangan yang berbeda dengan sistem bilangan desimal. Salah satu perbedaannya adalah sistem bilangan desimal tidak menggunakan sistem nilai tempat sebagaimana sistem nilai tempat pada bilangan desimal.

Sistem bilangan romawi menggunakan sistem nilai tempat ”semu”, artinya, nilai tempat satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya dapat dilambangkan oleh angka yang lebih dari satu. Pada satu nilai tempat yang dilambangkan oleh angka yang lebih dari satu, sistem bilangan romawi menggunakan pola pengurangan dan penjumlahan.

Apabila terdapat lambang bilangan yang lebih kecil mendahului lambang bilangan yang lebih besar dalam satu “nilai tempat”, maka bilangan yang lebih kecil mengurangi bilangan yang lebih besar.

Lambang bilangan ditulis dengan cara mendatar (harizontal) menggunakan pola penulisan ulang (repeating) dan bersifat penambahan (aditif).

Lambang-lambang dasar yang digunakan dalam sistem bilangan romawi adalah seperti berikut

Contoh Penggunaan pola penulisan ulang
III = 3
CCC = 300
XXX = 30
MMM = 300

Penulisan lambang bilangan romawi yang berulang bermakna menjumlah. Penulisan ulang tidak berlaku untuk lambang bilangan V, L dan D.

Baca juga:Kode Morse

Penggunaan pola pengurangan
IV = 5 – 1 = 4
XL = 40
CD = 400
IX = 10 – 1 = 9
XC = 90
CM = 900

Apabila terdapat lambang bilangan yang bernilai lebih kecil mendahului lambang bilangan yang lebih besar dalam satu “nilai tempat”, maka bilangan yang lebih kecil mengurangi bilangan yang lebih besar.

Penggunaan pola penjumlahan
VIII = 5 + 1 + 1 + 1= 8
DCCXI = 500 + 100 + 100 + 10 + 1 = 711
XII = 10 + 1 + 1= 12
MDCLX = 1000 + 500 + 100 + 50 + 10 = 1660
XV = 10 + 5 = 15
MMLXX = 1000+1000 + 50 + 10 + 10 = 2070

Apabila terdapat lambang bilangan yang bernilai lebih besar diikuti oleh lambang bilangan yang bernilai lebih kecil dalam satu ”nilai tempat”, maka bilangan yang nilai semua lambang dijumlahkan.

Penggunaan pola pengurangan dan penjumlahan
XCIII = (100 – 10) + 1 + 1 + 1 = 93
CDLIX = (500 – 100) + 50 + (10 – 1) = 459
CMXLVII = (1000 – 100) + (50 – 10) + 5 + 1 + 1 = 947

Sistem bilangan romawi bukan sistem bilangan dengan nilai tempat sebagaimana sistem bilangan desimal, karena nilai lambang bilangan tidak berubah meskipun tempatnya berbeda.

Misalnya XC dan CX, nilai X di sebelah kiri C maupun di sebelah kanan C tetap, yaitu bernilai 10. Penggunaan 5, 50, 500 dan 10, 100, 1000 secara tetap menunjukkan bahwa sistem bilangan romawi memanfaatkan secara ”semu” aspek basis 5 dan basis 10.

Artinya bilangan CMXLVII terdiri dari angka ”CM” menempati ratusan dan bernilai 900, angka ”XL” menempati puluhan dan bernilai 40, sedangkan angka ”VII” menempati satuan dan bernilai 7. Untuk nilai tempat ribuan, puluh ribuan, ratus ribuan dan seterusnya digunakan tanda strip.

Tanda satu strip digunakan untuk menyatakan kelipatan 1000, tanda dua strip digunakan untuk menyatakan kelipatan 1.000.000, dan seterusnya. Misalnya = 50.000, = 150.000, dan = 6.000. Sistem bilangan romawi ini tidak mempunyai lambang bilangan nol.

Mungkin selama ini sobat hanya tahu beberapa macam kompas saja, padahal kompas itu banyak sekali lho macamnya, cek saja 10 Macam Kompas, Pedoman Kompas dan Cara Menggunakan Kompas

Terimakasih telah berkunjung ke infojempol, dan ikuti terus blog ini untuk mendapatkan informasi dan berita lainnya
Kode Bilangan Romawi/ Penggunaan Angka Romawi